KLASIFIKASI
|
DESKRIPSI
A. Karakteristik Sanca Bola
Sanca bola berasal dari Afrika Tengah dan Afrika Barat yang banyak dijumpai pada tanah maupun pepohonan. Sesuai namanya, sanca bola mempunyai kebiasaan menggulungkan badannya membentuk bola dengan memposisikan kepalanya di tengah sebagai suatu bentuk pertahanan. Di kawasan Eropa dikenal dengan nama Raja Python atau Royal Python, sedangkan di Amerika lebih dikenal dengan nama Ball Python.
Kepala sanca bola berbentuk segitiga yang apabila dibandingkan dengan ukuran badannya, maka ukuran kepalanya lebih kecil. Sanca bola tidak termasuk jenis ular berbisa. Ada banyak motif dan corak warna sisik yang dimiliki sanca bola. Kebanyakan sanca bola bagian dorsalnya berwarna coklat muda yang tampak terang dengan titik hitam, sedangkan bagian ventralnya berwarna putih atau keabu-abuan.
Seekor sanca bola dewasa panjangnya bisa mencapai 3 – 5 kaki. Sanca bola termasuk ular yang berusia panjang. Usia sanca bola berkisar antara 20 – 30 tahun, bahkan di Kebun Binatang Philadelpia, Amerika ada yang masih hidup hingga saat ini dengan usia 47 Tahun.
B. Perkembangbiakan Sanca Bola
Sanca bola termasuk hewan ovipar, yaitu hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur. Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi reproduksi sanca bola karena usia menentukan kesiapan organ reproduksi untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Organ reproduksi siap menjalankan fungsinya setelah mencapai usia 6 – 18 bulan untuk sanca bola jantan dan 12 – 36 bulan untuk sanca bola betina. Telur yang dihasilkan sebanyak 4 – 6 butir dan biasanya dierami oleh sanca bola betina pada lubang tempat tinggalnya yang berada di dalam tanah selama 55 – 60 hari.
C. Pola Makan Sanca Bola
Di alam liar, sanca bola memangsa mamalia kecil seperti tikus Afrika bulu lembut, tikus celurut, dan tikus belang. Bahkan sanca bola dewasa sering memangsa burung. Separti halnya jenis ular yang lain, rahang atas dan bawah pada sanca bola juga dapat bergerak dengan baik. Hal tersebut terjadi karena pada rahang atas dan rahang bawahnya terdapat engsel yang dilengkapi dengan ligamentum. Ligamentum adalah jaringan ikat yang fungsinya sebagai penghubung tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. Ligamentum ini merupakan penyambung kedua rahang (rahang atas dan rahang bawah). Sementara rahang bawah kanan dan rahang bawah kiri juga dihubungkan oleh ligamentum elastis, oleh karena itu rahang ular mampu bergerak kuadratik dan memungkinkan menelan mangsa yang relatif lebih besar dari ukuran kepalanya. Kemampuan ini didorong oleh tidak adanya sternum.
Sanca boala aktif mencari mangsa pada malam hari karena termasuk hewan nokturnal. Pada siang hari ada kemungkinan sanca bola tidak memangasa makanannya. Sanca bola juga tergolong jenis ular yang mempunyai pola makan unik. Hewan ini bahkan cenderung tidak makan pada musim kawin atau musim dingin. Penyebab lain yang memicu sanca bola hilang selera makan ialah pada saat mengalami stres yang disebabkan oleh overhandling.
Untuk sanca bola yang dipelihara, maka dalam memberikan makan harus diperhatikan dengan baik. Sanca bola kecil diberi makan tikus mencit atau cindil 1 kali seminggu, sedangkan sanca bola dewasa diberi 2 atau 3 ekor tikus dewasa dalam seminggunya. Sebelum memberikan makan, hendaknya tikus sudah dimatikan terlebih dahulu dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan luka yang dapat timbul. Ukuran tikus yang diberikan pun harus sama atau bias sedikit lebih besar agar mudah dicerna.
D. Tempat Pemeliharaan Sanca Bola
Ukuran kandang minimum untuk memelihara sanca bola (Python regius) adalah 97 cm x 46 cm x 40 cm dengan suhu 80 0F – 85 0F pada siang hari dan 75 0F – 80 0F pada malam hari. Di dalam kandang sebaiknya disediakan air untuk memudahkan pergantian kulit dan tempat berendam.
Koran bekas merupakan substrat atau alas yang bagus untuk sanca bola. Hal ini dikarenakan koran sangat praktis dan mudah dipantau kondisi kebersihannya. Sanca bola yang sudah dewasa idealnya menggunakan cypress bark karena mudah menyerap cairan dan bisa untuk menjaga kelembaban kandang. Substrat yang harus dihindari yaitu cedar karena getahnya mengandung racun.
Sanca bola memerlukan kelembaban kandang antara 50 % – 65 %. Dianjurkan memberi hygrometer untuk memantau kelembaban kandang dengan mudah. Bisa juga diakali dengan menyediakan tempat minum yang relatif besar untuk menjaga kelembaban kandang.
E. Daerah Persebaran Sanca Bola
Daerah persebaran sanca bola meliputi Afrika, Senegal, Mali, Guinea-Bissau, Guinea, Sierra Leone, Liberia, Ivory Coast, Ghana, Benin, Niger, Cameroon, Chad, Sudan, dan Uganda. Sanca bola dalam mendiami kawasan tersebut biasanya mendiami daerah padang rumput, sabana, dan pepohonan.
F. Mitos Tentang Sanca Bola
Sanca bola termasuk hewan yang dihormati oleh suku bangsa Igbo yang mendiami daerah Nigeria bagian tenggara. Sanca bola menjadi perlambang dari tanah karena gerakannya yang begitu dekat dengan tanah. Bahkan sanca bola diperlakukan dengan istimewa, hewan ini boleh bebas berkeliaran di pemukiman penduduk. Jika secara tidak sengaja ada salah seorang penduduk yang membunuhnya, maka sanca bola akan dibuatkan peti mati dan diadakan upacara pemakaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011). Sebelas Hal yang Perlu Diketahui tentang Ball Python. Diunduh dari http://www.t-reptile.com/forum/showthread.php?601-11-Hal-yg-Perlu-diketahui-tentang-Ball-Python-(Python-Regius) pada tanggal 5 Mei pukul 17:45.
_______. (2011). Cara Perawatan Ball Python. Diunduh dari http://www.satwaunik.com/animal-care/care-sheet-ball-python/ pada tanggal 5 Mei 2011 pukul 17:42.
Brooks, Richard. 2011. Ball Python Caresheet. Diunduh dari http://www.reptileuv.com/reptile-caresheets/ball-python.php pada tanggal 9 Mei 2011 pukul 11:15
Encyclopedia Wikipedia. (2011). Sanca Bola. Diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Python_regius pada tanggal 5 Mei 2011 pukul 17:40.
Fryanditaslim. (2009). ME & ME-PETS (Ball Pithon). Diunduh dari http://fryanditaslim.multiply.com/journal/item/30 pada tanggal 9 Mei 2011 pukul 11:01
LAMPIRAN







Tidak ada komentar:
Posting Komentar